Senin, 15 Juli 2013

Berbeda tetapi satu (after 5 years) - Lanjutan tulisan Minggu, 14 Desember 2008

Berbeda tetapi satu. Wow, ternyata hampir 5 tahun sejak tulisan itu saya tulis. Ada 5 orang teman (mungkin bisa dibilang sahabat) yang ditraktir seorang teman yang akan pergi jauh. Kelimanya mencoba membagikan apa yang mereka harapkan terjadi dalam diri mereka 5-10 tahun ke depan.

5 tahun lalu, JD, mengatakan bahwa dia akan lebih benyak berkecimpung di bidang pendidikan dan penelitian. Sekarang dia sedang berada di Jerman, menyelesaikan studi S3 nya, sambil melakukan penelitian di bidang aeronatika. PS, membagikan bahwa dia akan tetap bekerja di bidang control sistem. Sebagai enginer. Saat ini dia bekerja di sebuah perusahaan sebagai sales enginer. Ded Panj, mengatakan dia akan membuka bisnis, dan menekuninya. Saat ini tinggal di Jakarta, masih mengumpulkan dana untuk membuka bisnisnya. :) CC mengatakan dia akan mengambil studi lanjut S2 dan bahkan S3, agar nantinya dia bisa memiliki status yang "baik" di negara yang akan dia datangi. Saat ini dia sudah menyelesaikan S2, dan sedang menjajaki ke negara mana sang pencipta akan menuntunnya. Terakhir MS, mengatakan dia akan tetap di kampus, berinteraksi dengan mahasiswa-mahasiswa. Mungkin akan hidup sebagai gift-income person. Dan sudah 4 tahun terakhir dia masih berkecimpung di kampus dan hidup sebagai gift-income person.


Wow, ternyata selama 5 tahun ini, impian/ harapan mereka 5 tahun lalu mulai tergenapi sedikiti demi sedikit. Belum sampai akhir memang. Namun mereka sedang dalam "journey" mereka. Luar biasa sang pencipta memberikan "visi" NYA bagi 5 orang-orang biasa ini, yang dengan kehidupannya, berkerinduan untuk membawa orang lain semakin mengenal sang pencipta.


Efrane H.S

2 become 1, plus 1. Maret 2010, saya akhirnya menikah dengan pacar saya :) . Dan sejak Agustus 2011, kehidupan saya berubah sekali. Kehadiran Efrane, anak pertama kami, membuat banyak perbedaan, baik dari sisi pembiayaan, permasalahan, namun juga kesukacitaan, dan pembelajaran. Hal terakhir ini yang membuat saya semakin "excited" dalam "journey" saya.
Bagaimana tidak, suatu hal yang sangat besar agak bisa saya mengerti sejak kehadiran Efrane. Saya katakan agak, karena memang saya belum sepenuhnya memahami. Hal itu ialah : Mengapa sang pencipta mau menciptakan manusia (termasuk saya) yang sebenarnya tidak dibutuhkannya.
Ya, kalau saya pikir-pikir dan renung-renungkan selama ini, penciptaan manusia itu sebenarnya merugikan sang pencipta. Karena sang pencipta sudah puas dengan segala sesuatunya, "mereka" sudah menikmati hubungan satu sama lain. Dan segala kebutuhan mereka sudah cukup, bahkan sempurna. Mereka tidak pernah kesepian. Namun mengapa manusia masih diciptakan ?
Efrane, di usia yang belum genap 2 tahun, sudah membuat saya seringkali senyam-senyum melihat tingkah lakunya. Ketika melihat dia tertidur, rasanya hati ini damai sekali, sukacita sekali. Apalagi kalau dia tersenyum, wah mau runtuh rasanya hati ini. Ternyata saya sangat menikmati keberadaan Efrane, meskipun sebenarnya saya harus jujur, ada juga banyak hal yang membuat saya bertambah susah karena ada Efrane. Namun kalau saya disuruh memilih, pasti saya akan lebih memilih berjuta-juta kesusahan, namun ada Efrane, dibandingkan dengan tanpa kesusahan namun juga tanpa Efrane. Mengapa demikian? Saya juga tidak dapat menjelaskan. Namun ketika saya coba menghubungkan dengan mengapa sang pencipta menciptakan saya dan manusia lain, akhirnya saya agak sedikit mengerti. Di dalam diri sang pencipta, ada satu karakter yang sangat kuat, yaitu "love". Love itu memberi, love itu aktif, love itu melakukan segala sesuatu untuk kebaikan orang lain tanpa pamrih, dll. Jadi, karena adanya love ini, sang pencipta ingin meluaskan hubungan yang sangat indah di antara mereka. Dan manusia, mendapat keistimewaan, sebagai ciptaan yang mulia, untuk menjalin hubungan yang indah dengan sang pencipta. Karena itulah saya diciptakan dan juga diberikan love itu juga di dalam diri saya. Dan karena itulah, keberadaan Efrane sangat menyukakan saya. Karena love yang ada di dalam diri saya, bisa dicurahkan kepadanya.
Pembelajaran saya ini pastilah belum sempurna, karena itu saya terus mau belajar, melakukan journey, untuk terus menyingkapkan misteri sang pencipta dan semakin mengenal DIA hari demi hari.